SKOLIOSIS atau kelainan tulang belakang yang membentuk huruf C atau S dapat menyerang anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia. terdapat beberapa hal yang memicu timbulnya skoliosis. Salah satunya, mengalami kecelakaan yang mengakibatkan tulang belakang patah. Lalu, tulang itu miring, skoliosis pada variasi usia memiliki gejala sakit yang berbeda-beda. Dengan demikian harus mencari cara mengatasi penyakit skoliosis dengan penanganan yang tepat.
Dari riwayat penyakitnya, pertama-tama gejala skoliosis tidak dikeluhkan adanya nyeri. Biasanya skoliosis baru disadari oleh orangtua ketika anak beranjak besar, yaitu terlihat bahu yang tidak sama tinggi atau pinggul yang tidak sama. Pada keadaan ini, biasanya derajat pembengkokan kurva sudah lebih dari 30 derajat.
Pada kasus yang parah, skolisosi bisa menyebabkan tulang rusuk di satu sisi tubuh lebih menonjol dari pada sisi yang lain. Jadi, banyak yang tidak menyadari terkena skoliosis, pada usia dewasa ketika tubuh mulai kaku dan kurang aktif bergerak, rasa sakit lebih bisa dirasakan.
Namun, banyak yang menyalahartikan rasa nyeri di banyak tempat. Misalnya, nyeri tengkuk yang kerap dinilai sebagai tanda kolesterol darah tinggi, apalagi jika dibarengi nyeri bahu. Atau, nyeri pinggang yang kerap diduga terjadi jepitan saraf. Mencari alternatif cara mengatasi penyakit skoliosis.
Skoliosis juga bisa diturunkan tanpa disadari. Lantas, meski tidak pernah mengalami kecelakaan berat. Kebiasaan dan postur tubuh yang buruk juga berpengaruh. Misalnya, posisi mengetik di laptop dengan satu kaki diangkat sebelah sehingga tubuh tidak simetris. Cara mengatasi penyakit skoliosis menjadi jalan yang paling harus di tempuh.
faktor-faktor yang harus dipertimbangkan:
- Jenis kelamin, wanita lebih mungkin mengalami skoliosis, daripada pria.
- Tingkat keparahan kurva, jenis dan tingkat keparahan kurva dapat mempengaruhi perkembangan skoliosis. Kurva berbentuk S biasanya dialami oleh pengidap skoliosis idiopatik, sedangkan kurva berbentuk C lebih umum pada pengidap skoliosis neuromuskular.
- Posisi kurva, lekukan di bagian tengah tulang belakang cenderung lebih berisiko memburuk, daripada kurva di bagian bawah atau atas.
- Kematangan tulang, risiko skoliosis memburuk dapat lebih rendah jika tulang seseorang berhenti tumbuh.
Pada kebanyakan kasus, penyebab pasti dari skoliosis tidak dapat diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risikonya, yaitu:
- Usia, meski bisa terjadi pada usia berapa pun, kelainan tulang belakang ini lebih umum terjadi pada anak-anak, remaja, dan lansia.
- Jenis kelamin, di banding anak laki-laki, risiko pengembangan penyakit skoliosis lebih buruk pada anak perempuan.
- Riwayat kesehatan keluarga meski jarang, memiliki anggota keluarga dengan riwayat skoliosis dapat meningkatkan risiko.
Bahaya skoliosis
Ketika sudut kebengkokan tulang skoliosis tidak segera ditangani dampak yang paling ringan bisa terasa adalah keluhan nyeri otot di daerah punggung. Dalam hal ini terjadi karena otot pada satu sisi tubuh bekerja ekstra akibat ketidak simetrisan tulang.
Dibiarkan semakin parah maka jangka panjang skoliosis bisa sampai menimbulkan gangguan pada fungsi paru-paru dan jantung.
Dampak Tulang belakang yang terlalu miring bisa menekan jantung dan membuatnya kesulitan memompa darah ke seluruh tubuh. Akibatnya, pengidap skoliosis berisiko lebih besar mengalami pneumonia (infeksi paru) hingga gagal jantung
Skoliosis paling banyak menyerang perempuan, Tidak diketahui pasti apa penyebab skoliosis, namun diyakini berhubungan dengan komposisi hormonal dalam tubuh. Risiko skoliosis lebih besar pada orang-orang yang memiliki riwayat penyakit serupa dalam keluarga. Sehingga perlu mengetahui cara mengatasi penyakit skoliosis tanpa melakukan tindakan yang eksteem.
Gejala Skoliosis
Jika lengkungan dari skoliosis semakin parah, tulang belakang juga dapat mengalami berputar atau melintir, selain melengkung ke satu sisi ke sisi lainnya. Hal ini dapat menyebabkan tulang rusuk di satu sisi tubuh lebih menonjol dibanding sisi lainnya. Itu sangat membutuhkan cara mengatasi penyakit skoliosis dengan penanganan yang tepat.
Gejala skoliosis lainnya yang dapat dilihat dari adanya perubahan penampilan pada bagian dada, pinggul dan bahu, seperti:
- Condong ke satu sisi.
- Salah satu bagian bahu akan terlihat lebih tinggi.
- Salah satu tulang belikat tampak lebih menonjol.
- Adanya tonjolan pada salah satu bagian pinggul.
- Nyeri punggung bawah.
- Kekakuan punggung.
- Nyeri dan mati rasa di kaki Anda (karena saraf terjepit).
- Kelelahan karena ketegangan otot.
Lekukan tulang belakang yang sangat parah juga dapat mengurangi jumlah ruang di dalam dada, sehingga paru-paru sulit berfungsi dengan baik. Dengan mengetahui cara mengatasi penyakit skoliosis dengan baik dapat membuat rongga dada dan pernapasan kembali menjadi lebih baik.
Penyebab Skoliosis
Skoliosis paling banyak menyerang perempuan. Tidak diketahui pasti apa penyebab skoliosis, namun diyakini berhubungan dengan komposisi hormonal dalam tubuh.
Beberapa teori mengaitkan skoliosis dengan kelainan protein, namun dr Salim tidak berani memastikan karena di kalangan dokter pun masih banyak teori lain yang berkembang. Namun yang jelas, risiko skoliosis lebih besar pada orang-orang yang memiliki riwayat penyakit serupa dalam keluarga.
Orang yang punya riwayat skoliosis dari keluarga biasanya potensi untuk mengalami hal yang sama ada 70 hingga 80 persen.
Pertambahan kemiringan tulang biasanya akan ikut berhenti apabila seseorang memiliki kemiringan kurang dari 30 derajat dan telah mengalami pertumbuhan maksimal (tidak dapat tinggi lagi). Namun apabila kemiringan terjadi lebih dari 50 derajat pada umumnya kemiringan yang dialami masih dapat tetap bertambah walaupun telah mencapai pertumbuhan maksimal.
Umumnya seseorang akan berhenti bertambah tinggi ketika berusia 18-21 tahun, namun keadaan ini tentu bervariasi pada tiap individu, ada yang lebih cepat dan juga ada yang lebih lambat.
Beban yang berat dan posisi duduk yang salah tidak menjadi penyebab skoliosis langsung, tetapi bisa memperburuk kelengkungan kurva. Untuk itu, penanganan yang tepat perlu dilakukan agar progres pembengkokan tulang tidak bertambah parah. Mencari cara mengatasi penyakit skoliosis harus sebera di ikhtiarkan.
Pengobatan Yang tepat
World Health Organization (WHO) mencatat setidaknya 3% warga di dunia rentan terkena penyakit skoliosis dan di Indonesia prevalensi skoliosis sekitar 3%-5%. Para penderita skoliosis sangat membutuhkan cara mengatasi penyakit skoliosis yang aman dan tidak mendapatkan efek samping yang dapat memperparah sakit yang di rasakan.
Walaupun para peyintas skoliosis memeiliki anggka tinggi bagi para penderitanya, namun masih ada cara untuk menyembuhkannya.
Cara mengatasi penyakit skoliosis dapat di ikhtiarkan kesembuhannya dengan cara melakukan terapi PAZ Al Kasaw.
Terapi PAZ Al Kasaw adalah terapi biomekanik hasil riset lebih dari 15 tahun. Dimana terapi ini sangat efektif untuk mengembalikan rangka, tulang belakang, tubuh ke posisi normal sehingga aneka jenis permasalahan kesehatan bisa terbantu.
Apabila rangka Anda normal, tulang belakang juga normal, tidak melintir badannya, insya Allah (atas izin Allah Subhanahu wa Ta’ala) Anda akan sehat.
Cara mengatasi penyakit skoliosis, dengan metode PAZ Al Kasaw ini dapat Anda ikhtiarkan dengan mendaftarkan diri terlebih dahulu di Griya Sehat Ayub Camp Klaten melalui halaman ini.
Di halaman tersebut juga terdapat jadwal pengobatan terapi PAZ Al Kasaw, jadi pastikan Anda sudah menyiapkan diri dengan baik ketika mendaftarkan diri untuk ikhtiar mencari kesembuhan.
Ya, demikianlah kupasan tentang, Cara Mengatasi Penyakit Skoliosis Dengan Metode PAZ Al Kasaw, semoga bisa membantu. Insyaa Allah metode PAZ Al Kasaw bisa membantu mengatasi keluhan tersebut.
Anda juga bisa menghubungi kontak admin Mbak Khadijah melalui.
- Telepon:013-2671-1362
- WhatsApp: 013-2671-1362
- Instagram: @pazalkasaw
Semoga Allah memberikan ridho-Nya atas kesembuhan bagi Anda atau
orang-orang tercinta Anda.